Senin, 26 Januari 2009

Helmku yang malang & polisi yang kebangetan….

Sungguh menggelikan kejadian 9 tahun yang lalu itu, hari pertamaku masuk kerja di perusahaan multi nasional aku parkirkan motor ditempat parkir gedung di bilangan jalan Thamrin, namun saat waktunya pulang ternyata helm pelindung kepalaku hilang. Ha-3…. hari pertama kerja yang menyenangkan, aku paksakan berkendara tanpa helm, ku niatkan untuk membeli helm yang biasa dijual dipinggir jalan, dengan penuh kehati-hatian sambil berjalan ditepi jalan (batas jalan aspal & tanah). Alhamdulillah kurang dari 20 meter tampak dengan jelas olehku penjual helm.”Berhenti” tiba-tiba terdengar ucapan seorang berpakaian seragam diatas motornya memotong jalan motorku, aku benar-2 kaget dibuatnya, secepat copet tanah abang dia cabut kunci motorku, spontan aku bertanya ”ada apa pak ?”. “Anda melanggar” jawabnya. “Anda tidak pakai helm”. Belum sempat ku bantah dia langsung meminta sim & stnk ku dan mengajakku ke POS polisi saksi bisu yang akan banyak bercerita kisah-kisah pungli di hari akhir kelak.

Wah.....pucuk cinta wulan pun tiba, Allah memang sesuai dengan prasangka hambaNya, Allah tahu benar kegemaranku ngerjain Polisi yang sebagian besar berusaha menghianati negaranya.

Dengan wajah inocent yang kubuat-buat, kuikuti perintahnya, aku berjalalan dibelakangnya sampai akhirnya aku duduk tepat didepan wajahnya yang siap mengintrogasiku.

”Tahu kesalahan saudara ?” tanyanya. ”Tidak pak ”jawabku. ”Loo anda itu naik motor tidak pakai helm”, katanya. Kujawab dg santai ”Pak...mohon maaf, helm saya baru saja dicuri orang, saya tahu fungsinya helm, kalaupun saya pakai helm bukan karna peraturan atau karna takut pada bapak, bapak lihat tidak, saya tadi berjalan disebelah mana?”. ”sudah gak usah banyak bicara yang jelas anda melanggar” sanggahnya. Maaf pak saya tidak merasa bersalah karena saya tadi jalan dipinggir jalan & bukannya tadi bapak lihat didepan saya ada pedagang helm dan saya akan membeli helm disana. ”Sudahlah anda saya tilang atau anda bayar 20 ribu” katanya. Hemm....”kena kau”, hatiku bergumam, ”Maaf ya pak....dari pada buat bapak mending buat beli helm” jawabku mengejek. Semakin menikmati episode ini, kutambah lagi ”asal tau aja ya pak, selama ini saya sebagai masyarakat tidak pernah merasa terayomi oleh polisi seperti bapak”. Dengan malu dan kesal ia jawab ”dasar mahasiswa debat melulu”. Ha-3.....berbungan-bunga juga hatiku dibilang mahasiswa, tapi maaf saja, pujian itu tidak akan membuat aku terpedaya. ”Ya sudah ditilang saja” katanya lagi menambahkan, ”silangkan Pak ditilang saja paling tidak saya tau bapak polisi macam apa” jawabku dengan mantabnya. Berselang beberapa menit kemudian kubawa surat tilang kerumah dengan senangnya, smoga Allah memberi hikmah kepadaku & polisi itu atas episode yang Allah tetapkan hari itu.

Semoga Allah memberi hidayah kepadnya agar tidak lagi mendzolimi rakyatnya & tidak menghianati bangsanya. Semoga Allah juga memberi hidayah kepadaku agar tidak terus punya keinginan kerjain polisi....... Amin ya Robbana......